Sincerity of Love [Part 3]

Author: taelliners =))
Main Cast: Choi Sulli – Lee Taemin – Bae Suzy.
Genre: Romance, Hurt.
Length: Sequel/Multichapter.

.

“K-kau?! Mau kemana?” Sulli ikut beranjak dari kursinya. Tapi pertanyaannya itu diabaikan begitu saja oleh Taemin yang sudah benar benar menghilang sekarang. Oh, dia marah? Tapi karena apa? Karena Sulli menasihatinya dengan amat panjang tadi? Sepertinya itu kedengaran sangat kekanak kanakan, bukan?
“Ya, Lee Taemin!”
Percuma Sulli memekikkan namanya lagi. Dia sudah jauh masuk kembali kedalam rumah. Sulli menghela nafasnya panjang. Disatu sisi dia kesal dengan pemuda yang keras kepala itu; selalu mengabaikan perintahnya, suka menghilang dan berperilaku yang tidak dimengerti dengan tiba tiba. Tapi disatu sisi lainnya dia kasihan kepada Taemin. Kenapa? Ya, kalian sudah tau apa alasannya. Dia tertekan karena…..
Yah, begitulah. Sangat lelah menjelaskannya. Sebaiknya ia pulang kerumahnya saja sekarang.

.
.

“Hey.” Sulli masuk kekamar Taemin. Oh, hari ini dia berada dirumah Taemin lagi.
Tapi Sulli tidak menemukan sosok yang dicarinya. Kamar yang cukup besar itu kosong. Sepi sekali. Kemana pemuda keras kepala itu?
Sulli memasukinya tanpa ragu. Ia bermaksud untuk mengambil makanan Taemin yang ia letakkan dimeja kamar tadi siang. Dan Sulli yakin makanan—buatannya sendiri— itu tidak habis, ah bahkan mungkin tidak disentuhnya sama sekali. Sulli sudah tau dan terbiasa pada hal itu.
Jleb.
Sulli terdiam. Ia melihat piring disudut meja kamar. Ya, piring itu piring yang ia gunakan untuk memberi Taemin makanan tadi. Tapi…..piring itu kosong? Hanya terlihat sisa sisa makanan sedikit dipinggir pinggirnya. Dan, astaga! Buah buahan yang Sulli sertakan juga sudah tinggal kulitnya saja. Baiklah, Sulli merasa aneh sekarang. Entah itu senang atau sedih. Senang karena mungkin Taemin memakan makanannya untuk yang pertama kalinya. Atau sedih karena mungkin makanan itu dimakan oleh kucing?! Ah, pemikiran yang kedua itu terdengar konyol.
Sulli mendekati meja dimana terletak piring dan semacamnya disana. Sulli tidak yakin kalau piring ini kosong, sudah habis makanannya.
Cklek.
Suara pintu. Hm, bukan pintu kamar itu tapi pintu kamar mandi.
Sulli berbalik badan untuk memastikan siapa itu.
Sulli-terdiam-lagi. Dia seperti melihat malaikat yang berasal dari surga yang menjelma menjadi manusia dan dikirimkan oleh Tuhan untuknya dan—ah! Sangat berlebihan.
“Kau? Sedang apa disana?” Taemin, orang yang tadi keluar dari kamar mandi melontarkan pertanyaan. Sulli masih melongo. Kenapa? Ah, Taemin keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Taemin memegang handuk untuk mengeringkan rambutnya. Wajahnya masih dengan tetesan tetesan air disekitarnya. Dan kadang tetesan air dari wajahnya jatuh kelantai. Sepertinya ia baru selesai mandi. Tapi untungnya Taemin menggunakan pakaian utuh. Yang membuat Sulli terdiam, wajah Taemin sungguh seperti malaikat jika wajahnya terlihat basah—maksudnya wajahnya terlihat lebih cool, errrr fresh. Ah! Tidak bisa dijelaskan. Ditambah lagi caranya mengusapkan rambutnya menggunakan handuk untuk mengeringkan rambutnya itu. Entah kenapa Sulli suka itu…… Tampan sekali!!
“Hm? Aku—hanya….. Ingin mengambil piring ini. Ehehehe” Sulli terkekeh sendiri. Dan dibalas tatapan bingung oleh Taemin.
“Hmmm baiklah. Keluar. Aku ingin sendiri.” Taemin berjalan dari tempatnya tadi. Kata yang kasar memang, tapi sepertinya Sulli sudah terbiasa. Sulli mengikuti saja perintahnya, otaknya sudah diracuni oleh wajah Taemin sekarang.
Sulli menutup pintu itu setelah ia berhasil berada diluar kamar. Sulli terdiam sejenak. Bukankah tujuan utamanya tadi mengambil piring disana? Dan dia keluar kamar tanpa membawa apapun! Choi Sulli!!!! Kenapa gadis ini?
Sulli menepuk keningnya sendiri.
Dengan terpaksa ia kembali memasuki kamar itu. Aduh, malu sekali……
“Apa lagi?” Taemin yang masih sibuk dengan rambutnya itu menatap Sulli dingin.
“Mehehehe. Aku lupa mengambilnya…” Ia menunjuk piring dan lainnya disana.
“Hm.” Taemin hanya mengarahkan dagunya kearah piring itu bermaksud menyuruh Sulli cepat membawanya.
“Aku, keluar dulu..” Sulli tersenyum tipis pada Taemin setelah ia mengambil piring dan lainnya dari meja tadi.
Sulli melangkahkan kakinya kearah pintu. Sepertinya ada satu hal lagi yang terlupakan oleh Sulli. Ah! Sebuah pertanyaan!
“Taemin!” Sulli lagi lagi membalikkan badannya.
“Ck, ada apa lagi?”
“Kau—yang menghabiskan semua ini?” Sulli memiringkan kepalanya. Dia berharap jawabannya adalah ‘Ya’.
“Hm.” Taemin menganggukan kepalanya. Sungguh! Anggukan kepala Taemin itu seperti sumber kebahagiaan Sulli! Dia lega sekali akhirnya Taemin mau makan. Usahanya berhasil kali ini! Dia seperti ingin memeluk dirinya sendiri!
“Kenapa memangnya?”
“Ah? Tidak. Tidak ada apa apa. Ahahaha aku keluar dulu.” Sulli tertawa sendiri lagi. Huh, beginilah kelakuan seseorang yang sedang salah tingkah.
“Sudahlah cepat keluar! Aku ingin sendiri!”
“Iya, iya! Aku keluar sekarang!”

.
.

“Ah Sulli-ah sejak kapan kau datang? Sudah lama, ya?” Sunny mempercepat langkahnya menuruni tangga dan menghampiri Sulli yang duduk dikursi bawah.
“Ah, tidak juga hehehe” Sulli tersenyum pada Sunny.
“Ah begitu.. Aku tidak tau kedatanganmu! Tugasku banyak sekali, jadi aku hanya menghabiskan waktu dikamar.”
“Tidak masalah, unnie.” Lagi lagi Sulli melemparkan senyumnya. Manis sekali.
“Ohya, bagaimana keadaan anak nakal itu? Dia sudah mau makan?” Sunny duduk disamping Sulli sambil memeluk bantal kecil yang terpajang disana.
“Oh, dia sudah mau makan! Tadi aku mengambil piring bekas makannya. Kukira piring itu masih utuh dengan makanan, tapi setelah kulihat piring itu kosong.”
“Huh? Benarkah?! Ah bagus sekali!” Sunny sedikit berteriak. Ia bahagia sekali.
“Hahaha ya. Sepertinya sekarang juga ia sudah jarang mengeluarkan air matanya unnie!”
“Sungguh? Ah ini pasti berkatmu Choi Sulli!” Sunny meraih kedua bahu Sulli. Bagaimana bisa? Sunny yang membujuk mati matian selalu gagal. Sementara dengan Sulli? Yang baru Taemin kenal sekitar 1 minggu lebih itu bisa membuat Taemin sedikit berubah!
“Kau hebat Sulli!” Sunny memegang pipi Sulli dengan lembut.
“Noona, kau punya pembalut luka?” Entah sejak kapan Taemin sudah berada dibelakang tubuh Sunny.
“Uh? Sejak kapan kau disini?!”
“Baru saja, memangnya kenapa?”
Sejenak Sulli langsung menghela nafasnya. Lega. Taemin tidak mendengar apa apa berarti.
“Tanganmu kenapa? Luka begitu..” Sulli mendekati Taemin dan sedikit menyentuh tangannya. Lengan tangannya tergores. Mengeluarkan darah pekat yang cukup banyak.
“Ck, jangan menyentuhnya!! Sakit!” Taemin menepis tangan Sulli. Ck, Sulli sedikit kesal.
“Baiklah, sini aku obati.” Sulli ingin menuntun Taemin duduk disoffa dekat sana. Tapi lagi lagi Taemin menolaknya.
“Ya!! Aku minta bantuan Sunny noona! Bukan kau!”
Sulli menarik nafasnya dan mengeluarkannya perlahan. Bentakkan lagi. Ya, lama lama dia cincang juga pemuda ini!
Sulli mengerucutkan bibirnya sedikit. Lalu duduk kembali ditempatnya tadi.
Sementara Sunny hanya menatap bingung mereka berdua secara bergantian.
“Ah, sudahlah. Aku obati sendiri saja.” Taemin pergi begitu saja. Meninggalkan mereka.
“Dia sungguh labil.” Sunny menatap lurus.
“Begitulah. Dia selalu menolak bantuanku.”
“Dia malu denganmu. Dia mungkin tidak mau dianggap lemah olehmu, Sulli.”

.
.

Entah, sikap Taemin yang selalu mengabaikannya dan membentaknya jika ia memaksa Taemin untuk menerima bantuannya itu tidak membuat Sulli menyerah. Dia terus saja bersabar menghadapi Taemin. Hm, bisa dihitung sudah 1 minggu lebih gadis berkulit putih mulus ini berkunjung setiap hari kerumah Taemin.

Sulli masuk keruangan utama rumah itu. Dia mencari sosok Taemin yang sampai sekarang belum tau kemana dan dimana.
Sulli duduk disoffa yang terpajang diruang utama itu. Ia mengibaskan tangannya kearah wajahnya. Matahari yang terkena langsung ketubuhnya saat diluar rumah tadi membuat dia berkeringat dan kepanasan seperti ini.
“U-uh? Kau—mau kemana?” Sulli bertanya pada Taemin. Ia baru saja lewat tepat didepan Sulli. Hm, dengan baju yang berbeda dengan biasanya. Maksudnya Taemin menggunakan baju yang bisa dibilang untuk bertujuan pergi keluar.
“Ingin keluar.” Taemin memberhentikan langkahnya sebelum menjawab pertanyaan Sulli. Ia menjawab dengan nada yang benar benar dingin. Errr, cool.
“Keluar? Ingin kemana?” Sulli bertanya lagi dan semakin mengangkat kepalanya. Tubuhnya yang masih duduk disoffa itu susah menatap wajah Taemin yang berdiri didepannya.
“Ingin mencari udara segar.”
“Oh—begitu..” Sulli mengangguk saja. Taemin melanjutkan tapakan kakinya kearah pintu lagi. Tapi setelah 2 tapak ia kembali memberhentikan kakinya.
“Kau mau ikut?”
“Hng? Ingin kemana?”
Dor. Pertanyaan yang sama seperti tadi. Masa dia sudah lupa?
“Kurasa belum beberapa detik yang lalu aku sudah memberitahunya, kan?”
“Oh, ya! Ahahaha aku lupa!” Sulli tertawa sendiri. Oh, tawanya garing sekali. Ia lalu menggaruk bagian bawah kepalanya yang jelas jelas tidak sama sekali gatal.
“Kalau aku diajak aku mau ikut.”
“Ya, aku mengajakmu.”
Sulli tersenyum, namun Taemin masih dengan ekspresi biasa.
“Baiklah, aku ikut.”
Sulli beranjak dari soffa itu dan mendekati Taemin lalu berjalan kearah pintu berdua. Bahkan mereka tidak izin dulu pada orang rumah. Mereka tidak memikirkan jika mereka dikhawatirkan oleh orang dirumah karena tiba tiba menghilang.

Taemin membuka pagar rumah dengan cepat. Bersiap untuk mengeluarkan mobilnya dari tempat penyimpanan mobil. Sementara Sulli sudah ada didalam mobil itu. Tapi tiba tiba mobil dengan kecepatan tinggi sedikit merapat kearah dimana Taemin berada.
Bruk. Taemin runtuh ketanah begitu saja. Sabuah mobil tadi hampir saja menabraknya—bahkan menghilangkan nyawanya barusan.
“HEY!” Taemin berteriak lalu meringisi kakinya yang benar benar sakit. Sialnya mobil itu pergi begitu saja dengan kecepatan tinggi. Sangat tidak berperi-kemanusiaan.
“Taemin?! Kau tidak apa apa? Kau kenapa?” Sulli berhambur mengahampiri Taemin yang masih terduduk ditanah itu.
“Ck, sakit sekali!” Taemin memegangi kakinya. Kakinya tadi sempat terkilir sebelum ia jatuh. Dan alhasil kaki kirinya agak sedikit sakit.
“Bi-biar kubantu…” Sulli memegangi lengan Taemin dengan tujuan membantunya berdiri.
“Ya! Aku bisa sendiri! Tidak usah membantuku!” Taemin menepis tangan Sulli begitu saja. Kaget. Sulli sangat kaget melihatnya. Ah, sakit. Sakit sekali hati Sulli melihat tangannya ditepis begitu saja dan mendengar kata kata Taemin berusan. Entah mengapa Taemin menjadi sangar seperti ini. Apa karena ia dalam mood yang tidak bagus sebab mobil tadi atau karena masalah……….—ah, bingung.
“Cepat masuk mobilnya.” Taemin beranjak dengan sangat susah payah. Sampai sampai Sulli geram ingin sekali membantunya berdiri. Tapi daripada ia dibentak lagi seperti tadi, sebaiknya ia mengindahkan perintah Taemin untuk tidak membantunya. Oh, kenapa taemin menolak bantuan Sulli begitu saja? Sulli masib bingung dibuatnya.

.

“Sebenarnya kau ini mau kemana, sih?” Sulli memutar matanya melihat kearah jendela mobil. Bangunan dan gedung bertingkat menjadi pemandangannya saat ini.
“Kau ada rekomendasi?” Taemin; orang yang menyetir mobil itu malah balik bertanya.
“Eh? Tujuan utamamu kemana?”
“Entah, aku belum menentukan tujuan utama.” Taemin masih fokus pada jalanan yang tidak terlalu ramai itu. “Aku hanya ingin mencari udara segar dan menenangkan diriku. Kau tau dimana tempatnya?” lanjutnya.
Oh, dia ingin menenangkan diri? Tapi untuk apa?
“Menenangkan dirimu? Untuk apa?” Sulli bengernyitkan dahinya.
“Aku sudah bosan didalam rumah terus, sudah 1 bulan lebih aku tidak pernah keluar rumah.”
“Eh?” Sulli semakin bingung. Tumben-sekali.
“Aku tidak mau menyedihkan orang tuaku dan kakakku lagi. Aku akan berusaha melupakan masalah itu. Menekan diri terus menerus tidak ada gunanya, kan?” Sulli terdiam. Oh Tuhan. Ini seperti kata kata yang ia lontarkan 1 minggu yang lalu itu. Waktu Taemin pergi tanpa alasan. Ya, kan?

Sepertinya nasihat yang diberikan Sulli padanya ditaman belakang itu sedikit merubah pola fikirnya yang menyimpulkan bahwa orang yang kehilangan kekasih harus menekan dirinya terus menerus dan mengurung diri dikamar. Buktinya sekarang ia bertujuan pergi keluar. Ah, Choi Sulli berhasil merubah Taemin sedikit demi sedikit ternyata. Nasihatnya sungguh bermanfaat. Ditambah lagi kemarin itu, kejadian yang Taemin sudah mau memakan makanan yang dibawakannya. Oke, Taemin mungkin sudah berubah. Tapi masih berstatus mungkin.
Bagaimana soal masalah perlakuan Taemin pada Sulli yang menolaknya mentah mentah, atau membentaknya terus menerus itu—dan kejadian yang baru saja dialaminya tadi—untuk membantunya berdiri…..bisa disimpulkan karena rasa iri, mungkin? Iri karena sikap Sulli yang lebih dewasa daripadanya? Atau bisa jadi Taemin tidak mau dibantu karena ia tidak mau kelihatan lemah didepan Sulli? Bisa jadi, kan? Seperti yang Sunny katakan; Dia malu denganmu. Dia mungkin tidak mau dianggap lemah olehmu, Sulli.

“Kau mau tau dimana tempatku menenangkan diri?” Sulli melirik Taemin yang masih berkonsentrasi.
“Hm” Taemin mengangguk satu kali tanpa membalas lirikan Sulli.
“Dikamar mandi!” Sulli mengeluarkan candaan. Sulli tertawa renyah. Oh, astaga! Taemin ikut tertawa juga! Baru-kali-ini. Sejenak Sulli menghilangkan tawanya itu setelah melihat Taemin ikut tertawa. Hatinya tidak karuan. Untuk yang pertama kalinya. Sungguh, ia terharu.
Taemin sedikit menutupi mulutnya yang masih mengeluarkan tawaan. Sulli terus menerus menatap wajah Taemin. Yaampun. Jantungnya……….
“Kau kenapa?”
Ups, Taemin menghentikan tawanya juga setelah sadar Sulli menatapnya dengan tatapan yang aneh.
“Ah? Ti-tidak ada apa apa. Aku hanya—“
“Apa?”
“Aku baru pertama kali melihatmu tertawa….” Sulli menyimpulkan senyuman manis. Serta kedua matanya pun ikut tersenyum.
Taemin mengerutkan dahinya. Bingung, sekaligus malu.
“Baru kali ini?”
Sulli mengangguk singkat. Lalu suasan menjadi sepi. Hanya terdengar bunyi mesin mobil dan suara pendingin mobil yang sedikit berisik.
“Jadi, kau benar benar punya tempat untuk menenangkan diri atau tidak?” Taemin memulai pembicaraan lagi. Ck, dia kembali bersikap dingin. Kenapa tawanya itu hanya berlangsung tidak sampai satu menit? Lihat! Nada suaranya pun sepertinya sinis sekali. Batin Sulli.
“Ya, kau tau danau kecil didaerah Ramyan?”
“Hm, aku tau daerahnya. Tapi tidak tau danaunya.”
“Oh tidak masalah. Aku akan menunjukkan danaunya nanti.”
Taemin tidak menjawab, hanya menangguk satu kali dengan sangat pelan.

“Nah, setelah ini kekiri. Lalu disana ada sebuah pertokohan dan belok kekiri. Disitu danaunya.” Sulli menjelasnkan sambil menginstrukturkan menggunakan tangannya juga.
Lagi lagi Taemin tidak menjawab dengan kata. Hanya menjawab dengan anggukan yang sama dengan yang tadi. Sulli menghela nafasnya pelan. Pelan sekali. Agar tidak terdengar oleh Taemin.
Kenapa sejakia tertawa tadi, mereka menjadi sangat kaku begini?
“Nah, itu danaunya!” Sulli menunjuk sebuah tempat. Lalu Taemin mendekatkan mobilnya kearah sana.

Mereka keluar dari mobil secara bersamaan.
“Sepi sekali.” Taemin mengeluarkan kata. Ya, memang suasan sepi sekali. Bahkan hanya ada merka berdua disana dan 3 orang remaja yang sedang bermain disudut sana. Jauh sekali.
“Ya, disini memang sepi. Makanya aku suka sekali kesini jika ada masalah.” Ucap Sulli. Ia mendekati danau itu dan merentangkan tangannya lebar. Lalu memejamkan matanya dan menghirup udara segar disana. Hm, udaranya sungguh bagus. Sulli suka itu. Semnetara Taemin? Masih melihat sekeliling danau. Danau yang baru ia kunjungi sekarang itu.
“Kau mau berteriak?” Sulli menoleh kearah Taemin yang berada dibelakangnya.
“Berteriak?”
“Ya!” Sulli menganggukan kepalanya dan membalikkan badannya lagi.
“Seperti ini….” Sulli mendekatkan kedua telapak tangannya kearah bibirnya. “AAAAAAAAAAAA!” Sulli berteriak kencang. Lantang sekali. Ia berteriak sambil memejamkan matanya.
“Kau mau coba itu? Rasanya akan tenang!” Sulli berbicara tanpa menatap Taemin. “AAAAAAAAAAA!” Lagi lagi Sulli melakukannya. Kali ini diakhiri dengan helaan nafasnya.
“AAAAAAAAAAAAAAA!”
Tunggu, suara itu bukan suara Sulli. Sulli menolehkan kepalanya kearah sumber suara. Oh, orang yang berteriak itu berada tepat disampingnya. Sejak kapan….
“Taemin?!”
Ya, yang berteriak itu Taemin. Bahkan teriakannya lebih lantang dari teriakan Sulli. Sulli tersenyum melihat Taemin.
“Pejamkan matamu.”
“Huh?”
“Pejamkan matamu jika kau ingin berteriak. Itu akan lebih tenang.”
“AAAAAAAAAAAA! AKU SUNGGUH BODOOOH!” Teriak Taemin lagi. Tapi kini Sulli mengerutkan dahinya mendengar teriakan Taemin dikalimat akhirnya itu.
“Bodoh?” Sulli menatap Taemin yang masih terpejam. Lalu Taemin membuka matanya.
“Hm, aku sungguh bodoh. Aku menyiksa diriku sendiri selama 1 bulan lebih hanya karena kepergian Suzy….” Taemin kembali mengingat cerita itu. Oh, tapi ia tidak mengeluarkan air mata saat ini. ia melah….tersenyum. Tersenyum! Sulli terkekeh kecil mendengarnya.
“Kau memang bodoh!” Sulli mengeluarkan lidahnya kearah Taemin.
“Huh? Apa maksudmu?!”
“Makanan enak enak dibuang begitu saja! Jika aku yang memakannya pasti itu sangat lezat! Hmmm.” Sulli kembali berhayal sambil menjilati lidahnya sendiri.
“Dasar!” Taemin tersenyum lagi pada Sulli. Oh, gadis ini sungguh menghibur Taemin sepertinya. Perlahan Taemin sudah melupakan kejadian yang membuatnya tidak makan itu.
“TAEMIN BODOOOOH!” Sulli berteriak kencang. Dan dibalas oleh tatapan marah Taemin.
“CHOI SULLI JUGA BODOOOH!” Taemin mengikuti teriakan Sulli.
“Ya! Apa-apaan?!” Sulli melebarkan matanya, menatap Taemin sinis.
“Hahaha, aku hanya bercanda!” Taemin kembali tertawa. Oh, Tuhan. Tawanya seperti berlian yang sangat berharga bagi Sulli. Berlebihan, memang. Tapi Sulli sungguh jarang—bahkan hanya 2 kali melihat Taemin tertawa seperti ini.
“Hahahaha!” Sulli ikut tertawa pula. Jika ia diam dan mengulangi kejadian dimobil itu—dan membuat Taemin menghentikan tawanya….ah sungguh disayangkan.

/TBC/

Categories: Fanfiction, Shiny Effects | Tags: , , , | 11 Comments

Post navigation

11 thoughts on “Sincerity of Love [Part 3]

  1. Kaa24des

    Ih aku suka bgt ini ff nya! Lanjutin mut!!

  2. Sarah TheMVPgirl

    lanjut chingu!

  3. Aaaahhh~ Akhirnya Taemin mau main keluar jugaaaa~ Taelli i lop youuuu~~ HUAHAHA
    I’m a Taelli Shipper Now ! Because my Unnie Fanfic~ Hihihi 😀

    Lanjut Unnie 🙂
    Ditunggu part 3 nyaa 😀

    • Iyaaaa dia kan mau keluar gara gara sulli~ :3
      He? Beneran kamu jadi taelli shipper gara gara ff ku? Yaaaaaaay! I love you my dongsaeng, firaaa XD
      Sip deh, dear {}

  4. flychicken97

    Aaaa keren mutmut!!
    Taemiinnnn!! Pengen banget jadi sulli,astaga -,-
    di blog satunya lama post,jadi kesini aja xD
    lanjutannya harus cepet,sip? Hehehe

  5. sintarahayu

    AAAAAAA Taemin ketawa 🙂 kekeke…..
    lanjutannya jangan lama-lama ya thor 😀

  6. fannylovers

    woooow akhirny ud brubaaaah, ga kya hae hyung lg c taem, sukur dh..
    c sulli kyany yg plg sneng ni dgn c taem yg ky gni, mkin dugeun” aj dh c sulli nti hahahaaa..
    liat next partny aah..

    nice chingu..

  7. Lee Minhyuk Btob ♡ Nam Jihyun 4minute

    Ninggalin jejak

Leave a reply to Kaa24des Cancel reply

Blog at WordPress.com.