I ADORE YOU

13614962_1063846917026587_2174477038673722905_n

 

I Adore You

 

Story by a soon to be 24 years old, Patty.

 

Casting LuNew because i shipped them. And Because i rarely wrote about them. Too much minstal n taelli that i feel sorry for lunew shipper 🙂

 

Genre is romance, slight of life. Definitely worth the read, in my opinion. Haha. Wait, do not plagiarize.

 

Let’s get it started then. Happy reading!

 

2015

 

Lihat dia, dia begitu gagah di atas sana. Bersenyumkan kehangatan, berpakaian kelembutan. Setiap kali dia tersenyum kepada pengagumnya, aku merasa seolah dia tersenyum kepadaku. Itu tabu, memang. Tapi tidak sekalipun dia gagal mencuri hatiku di setiap kesempatan aku melihatnya. Aku memujinya, aku menghormatinya, aku menghargainya. Aku berlebihan, mungkin. Ini sudah tahun ke enam dimana aku menulis namanya di daftar utama kehidupanku. Kau gila, Sunyoung. Sampai kapan kau harus terpaku padanya? Ini serius, siapapun yang mengatakan berpindah ke lain hati, melupakan masa lalu, atau melupakan cinta pertama itu mudah, kalian hebat.

 

“Luna-shi, kenapa melamun? Bisa tunjukan ekspresi yang lebih kuat?” seorang photographer majalah Cecí memecah lamunan Luna dari sebuah TV Flat yang terpasang di sudut atas ruangan pemotretan itu.

M-Countdown sedang berlangsung dan yang ada di panggung saat ini adalah grup yang paling di kenalnya, para member yang menjalani masa trainee dengannya, dan mereka yang sering mengerjai grupnya sebelum debut. Para lelaki terdekat bagi f(x). Seniornya itu sedang melakukan promosi Album Odd. ‘View’ sedang menggema di seluruh studio sambil para staf sibuk mempersiapkan busana Luna selanjutnya. Luna terus berganti gaya di depan kamera, tapi, fokus otaknya belum juga berpindah dari subyek yang ada di tv itu. Lelaki yang tersenyum bak anak SD. Lelaki tertua di grupnya yang tidak pernah berhenti bertingkah bodoh di didepan kamera, tak pernah berhenti membuat dirinya berpikir delusional.

 

***

 

Luna terus saja mengetik-hapus hasil ketikannya di layar Iphone 6s nya. Menggigit bibir bawahnya sambil menutup matanya. Mempertanyakan kelayakannya sendiri.

 

“Apa ini tidak memalukan?”

 

Luna merutuki dirinya sendiri yang tidak tahu malu. Berpikiran untuk mengirimi lelaki itu pesan singkat setelah 3 bulan tidak pernah sekalipun berhubungan dengannya. Terakhir kali Luna berbicara akrab dengannya saat SHINee dan f(x), lebih tepatnya SHINee bersama dia dan Amber pergi ke Brazil untuk mempromosikan Korea bersama Ibu Presiden. Apa dia tidak lancang dan sok akrab untuk melakukan ini, out of the blue?

 

“Oppa, penampilanmu luar biasa.”

 

Luna berteriak, berjungkir-balik di kasurnya setelah tidak sadar telah menekan pilihan ‘send’ di layarnya. Bodoh. Sekarang kau tidak lebih dari orang yang agresif. Luna melempar handphone nya di ujung kasur dan menutup telinganya dengan bantal. Tidak bisa di undo atau di redo. Sudah terkirim. Bahkan sudah terbaca. Kenapa dia harus mengirimnya lewat kakao talk? Dan kenapa tanda telah ‘dibaca’ harus terlihat di aplikasi seperti itu? Sekali lagi aku katakan, kau bodoh Park Sunyoung. Sekarang dia hanya bisa berharap lelaki itu sedang tidur atau lebih parahnya lagi kehilangan handphonenya. Tapi, dia membacanya, bodoh.

 

Mati kau Luna. Handphonenya berdering nyaring. Ditutup bantalpun, Luna tidak setuli itu. Dia tahu betul kalau itu nada dering telepon. Apakah pria itu belum tidur lewat tengah malam begini? Ini sudah pukul 2 pagi. Apakah benar dia yang menelepon? Cukup lama berdering, Luna terlalu takut untuk mengambil handphonenya sampai akhirnya deringannya terhenti. Luna lega. Tapi kelegaannya malah digantikan oleh nada pesan masuk beberapa detik kemudian. Kali ini Luna memberanikan diri untuk mengambilnya dan membukanya dengan gemetar.

 

“Angkat.”

 

Satu kata singkat yang sukses membuat Luna kembali berdegup kencang. Biasanya pria itu membalas pesannya dengan emoji lucu dan kalimat yang panjang. Walaupun bukan “biasanya” sih, lebih tepatnya “pernah”. Apakah pria itu sedang dalam mood yang tidak baik? Atau jangan-jangan tidur indahnya telah diganggu oleh pesan singkat Luna makanya balasannya segarang itu?

 

Handphonenya hampir terjatuh dari tangannya saat orang yang sama kembali menghubunginya. Menghembuskan nafas panjang, Luna akhirnya menempelkan telinganya ke layar handphonenya. Berdoa semoga dia tidak di marahi karena mengganggu seorang penyanyi populer.

 

“…”

 

“Sunyoung ah.”

 

“Oppa. Mianhae menggangu tidurmu. Seharusnya acuhkan saja pesanku”

 

Terdengar cegukan tawa singkat di seberang sana.

 

“Seharusnya kau tidak mengirimiku pesan. Itu solusi yang sebenarnya.”

 

“Ah, maaf kalau begitu. Ya sud-”

 

“Hey, Jangan dimatikan. Aku ingin berbicara banyak.” Pria itu sedikit berbicara cepat, takut Luna mematikan sambungannya mungkin.

 

“Ah, aku pikir kau bilang tidak ingin aku mengirimimu pesan?”

 

“Kau terbiasa menyimpulkan apapun semaumu. Aku hanya bilang seperti itu karena kau menyuruhku mengacuhkan pesanmu. Kan kalau kau tidak ingin aku membacanya, kau seharusnya tidak usah mengirimnya. Kau tidak berhak melarangku untuk membaca pesan darimu saat aku sudah lama ingin kau hubungi.”

 

“…”

 

“Bagaimana kabarmu, Luna?”

 

“Baik, bagaimana denganmu, Oppa? Apa suaramu sudah baik-baik saja?”

 

“Aku senang mendengarnya. Aku juga baik. Seperti biasanya. Suaraku? Ah, ternyata kau tahu. Aku baik baik saja sekarang. tenanglah.”

 

Luna membuang nafas lega. Saat mendengar info dari salah satu staff SM kalau pria itu tak bisa mengeluarkan suaranya selama tiga bulan karena operasi, gadis ini sejujurnya sangat khawatir. Tapi dia selalu mengubur perasaan cemas itu karena sadar diri. Mereka tidak memiliki hubungan apa-apa.

Mencoba membuka pembicaraan baru, gadis ini mulai mengangkat suara.

 

“Oppa, apa kau tahu tentang acara Mask Ki-”

 

“Sesaat setelah Gold Ladquer membuka suaranya untuk bernyanyi, aku bisa menebak itu kamu, aku mengenali suara partner duetku. Aku mengenali suaramu, Sunyoung ah. Bahkan gesture mu saat bernyanyi.”

 

Luna tersentak. Itu artinya pria ini menonton acara itu. Acara yang membuat nama Luna mendadak melejit dan di kenal orang. Walaupun menurut Luna yang terkenal hanyalah sang Luna si penyanyi yang bertopeng. Tidak saat dia membuka topengnya.

 

“Tapi kau tidak pernah mengatakannya padaku. Kau bahkan tidak menyinggung tentang itu di Brazil. Aku pikir-“

 

“Maaf, aku hanya tahu diri. Aku bukan IU, Jiyeon, member f(x) ataupun Lee Sooman yang berhak memberikanmu selamat. Aku takut kau akan berpikir aku sok dekat denganmu saat identitasmu saja belum terungkap saat itu.”

 

“Ah iya, kita tidak sedekat itu. Maaf aku sudah terlalu berlebihan. Oppa, aku mengantuk.”

 

“Sunyoung ah.”

 

“Aku hanya ingin mengatakan kalau penampilanmu hari ini sangat luar biasa. Member yang lain juga. Kalau begitu aku tidur duluan, maaf mengganggu tidurmu.”

 

“Sun-“

 

Luna memutuskan sambungannya dan menutup matanya. Entah kenapa jantungnya berdegup kencang, tapi yang terasa bukannya kegugupan melainkan sakit hati.

Sadar Luna, kalian tidak berada di level yang sama. Dia hanya menganggapmu rekan duet. Dia hanya menganggapmu seorang junior yang dia kenal.

 

“Tsk. Kau selalu menyimpulkan semuanya sendiri. Selamat tidur, Park Sunyoung. Aku selalu bangga padamu.”

 

Pesan terakhir yang masuk darinya tidak sukses membuat sakit hatinya terobati.

 

***

Empat Tahun yang lalu,

2011

 

“Selamat atas kemenangan pertama kalian, kalian pantas menang!” ucap pria itu sambil mengelus kepalanya. Luna tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Leader dari grup yang sibuk itu menyanggupkan waktunya untuk datang dan menjenguknya di gedung SM hanya untuk mengatakan itu. Sudah menjadi rahasia umum kalau Luna selalu menghabiskan waktunya di gedung itu untuk latihan. Tidak ada yang perlu di latih sebenarnya. Tapi, dia adalah tipe gadis yang merasa dia selalu kurang dalam segala hal dan perlu melatih dirinya setiap hari.

 

“Gomawo, Oppa.”

 

“Berhenti latihan, ini sudah lewat jam 11. Untuk apa berlatih sekeras itu. Kau tidak mempunyai kekurangan di atas panggung.”

 

Luna menggeleng sambil tersenyum tipis.

 

“Aku member yang paling jelek, Oppa. Setidaknya aku harus mengembangkan kemampuan tari ku. Kalau hanya mengandalkan suaraku yang bahkan suara terlemah antara semua main vocal di SM, aku tidak akan pernah berkembang. Aku perlu terus memacu diriku.”

 

Pria itu membuang nafas menyerah, menggeleng pelan.

 

“Kau cantik, bodoh.” Gumamnya dalam hati. Percuma, dia juga terlalu pengecut untuk berbicara tentang hal yang lebih dari pertemanan.

 

“Oppa pulanglah, bukannya kalian sibuk di Jepang? Jangan membuang waktumu untuk menjenguk junior tak penting sepertiku. Levelmu jauh di atasku, Oppa. Aku tak pantas mendapat perhatian darimu.”

 

Pria itu berubah muram. Dia sedikit kecewa mendengar ucapan gadis ini. Apakah gadis ini benar-benar menganggap dirinya orang paling rendah di dunia ini? Pria itu hanya berbalik dan meninggalkan ruang latihan itu tanpa sepatah kata. Dia sedikit marah. Kapan gadis ini harus menyesal? Disinilah saatnya.

 

Itulah akhir dari semuanya. Mungkin bisa dibilang pria itu menjauh dari gadis ini dengan perlahan. Bukan karena dia tidak menyukainya atau ketidak-percayaan diri gadis ini membuat kepeduliannya hilang, dia hanya berpikir gadis ini perlu belajar sendiri untuk bangkit dan mencari kebahagiaannya sendiri tanpa harus membandingkan diri dengan member lain. Pria ini yakin kalau gadis ini bisa.

 

Namun, keputusan pria itu ternyata membuat hubungan mereka lebih longgar. sedikit jauh dari kata akrab. Keputusan pria itu membuat gadis pesimis ini mengganggap dirinya tidak layak mendekatinya lagi. Keputusan pria itu membuat gadis ini mengira sikapnya yang memalukanlah yang membuat mereka berjarak. Mereka tetap saling bertegur sapa ketika mereka bertemu atau berpapasan, tapi berbeda. Semuanya telah berubah dengan sendirinya. Hanyalah dua orang senior dan junior yang saling menghormati.

 

***

2012

 

Di tahun ini, Luna bak diberikan lotre mendadak. Team Creative dari konser SMTOWN tiba tiba menaruh namanya bersama Leader SHINee untuk berduet di konser selanjutnya, di LA. Entah Luna harus senang atau bersedih saat ini. Dia senang karena sudah lama semenjak dia bernyanyi bersama pria yang dia kagumi itu. Tapi dia bersedih karena mereka tidak seperti dulu lagi. Entah apa yang harus dia katakan saat bertemu nanti.

 

“Hey Luna, mohon kerjasamanya.” Itulah satu kalimat yang dilontarkan pria itu sesaat sebelum mereka geladi. Pria itu tersenyum datar setelah membungkuk. Dia terlihat lelah. Dan dia bahkan tidak memanggil gadis itu dengan nama aslinya. Semuanya berubah.

 

“Oppa pasti menganggap duet ini hanya membuang waktunya.” Gumam Luna dalam hati.

 

Saat duet yang sebenarnya terjadi, Luna kaget karena pria yang dingin padanya di belakang panggung itu malah tersenyum padanya dari jauh. Apakah dia tersenyum hanya karena dia lupa lirik, atau memang dia tersenyum karena Luna?

Luna tidak ingin besar kepala. Dia kembali bernyanyi, berusaha untuk tidak mengecewakan pria yang terlihat lelah karena padatnya jadwal groupnya. Namun, di penghujung dan klimaks dari lagu “Can I have this dance” itu, Luna terkejut saat membalikkan badannya.

 

Pria itu berlutut dan menyodorkan tangannya untuk Luna. Dia bahkan tersenyum dengan sangat tulus. Luna berani bersumpah, adegan ini sama sekali tidak ada saat mereka geladi. Luna sangat ingin menganggap kalau ada arti lebih dari sikap pria ini, tapi kembali, sisi tak percaya diri Luna tidak ingin terlalu senang dan nantinya akan berujung kecewa. Banyak orang bersorak untuk mereka berdua tapi Luna terlanjur takut. Takut hatinya akan meledak karena mereka berpegangan tangan saat itu.

 

Sesaat setelah lampu panggung dimatikan dan mereka turun, Luna langsung melarikan diri, beralasan kalau dia ingin buang air. Dia hanya tidak tahu lelaki itu sebenarnya ingin berbicara sedikit dengannya. Dan seperti itulah, kesempatakn mereka untuk kembali dekat kembali terlewat.

 

 

 

 

2016

 

“Hey, look at him. Why so funny!” Amber tak bisa berhenti tertawa melihat akting Leader SHINee di drama yang sangat booming di korea saat ini, Descendants of the Sun. Dia dan Luna sedang mengendarai Van saat monitor di van itu menampilkan drama kesukaan manajer mereka.

 

Luna berusaha menahan senyumnya. Dia tidak ingin sangat terlihat menyukainya. Walaupun tanpa dia katakan pun, semua member f(x) bahkan Sulli yang sudah keluar, sampai Bear manajer mereka pun sebenarnya sudah sadar akan perasaan anak ini pada Dokter bodoh yang ada di serial itu. Sudah lama sejak terakhir kali mereka bertemu dan berbicara. Mereka tidak lebih dari orang yang “saling kenal” saja sekarang. Perasaan tak tersampaikan yang hanya bisa di sesali. Bahkan mungkin untuk disesali pun sepertinya sudah tidak berguna lagi.

 

Tapi kini, di atas semua penyesalannya itu, Luna telah berubah menjadi seseorang yang dewasa. Dia lebih menghargai dirinya sekarang. Tak terhitung orang yang memuji bakat dan kemampuannya belakangan ini. Diet ketat dan perawatannya pun membuat banyak orang sadar kalau gadis ini cantik. Dan Luna pun juga percaya kalau setiap wanita itu cantik, termasuk dirinya. Kini dia lebih menikmati apapun yang dia lakukan. Dia senang dengan pekerjaannya saat ini. Bernyanyi adalah kesenangannya, dan membuat orang bahagia mendengarnya adalah kesenangan yang lebih. Dia sudah bukan Sunyoung yang pesimis lagi. Tidak peduli populer ataupun tidak, selama dia masih bisa bernyanyi untuk fansnya, itu sudah cukup.

 

“Belum move on kan? Kau yakin akan terus menyembunyikannya? Kesempatan tidak akan pernah ada kalau kau tidak pernah mengizinkan kesempatan itu menghampirimu. Kadang keputusan yang menurutmu adalah yang terbaik hanyalah sebuah keputusan sepihak yang egois.” pertanyaan intermezo Amber membuat Luna tersentak. Sahabat sekaligus member terdekatnya saat ini itu memang terlihat tomboy dan cuek, tapi dia adalah wanita yang paling mengerti masalah orang lain. Penasehat terbaik yang pernah Luna temui, selain Ibunya. Amber tiba-tiba membuatnya sadar kalau selama ini dia begitu bodoh dan pengecut. Dia menyangka membiarkan perasaannya terkubur adalah keputusan yang terbaik. Terang saja dia dan pria itu menjauh. Terang saja mereka tak pernah berbicara lagi. Hanya satu, Lunalah yang menjauhkan kesempatan itu datang padanya. Bodoh sekali kenapa pikirannya baru terbuka sekarang. Tapi ada kalimat seperti ini, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali kan?

 

Juli 2016

 

“Hyung, kau ada di rumah, dorm, gym, restoran?”

 

Leader grup populer SHINee itu terkejut, tengah hari tua salah satu membernya yang paling banyak bicara dan omelan itu menghubunginya.

 

Sebenarnya, grupnya sangat jarang berkomunikasi satu sama lain. Menelepon apalagi. Mereka hanya berkomunikasi lewat group di kakaotalk dan membicarakan seputar pekerjaan. Mereka hanya akan mulai saling bertukar pikiran atau sesekali mencurahkan isi hati kalau mereka bertemu saja. Bukannya mereka tidak dekat, mereka adalah grup yang memiliki ikatan paling kuat kalau kata orang. Grup yang selama 8 tahun bertahan tanpa terpecah belah. Mereka mengerti satu sama lain luar dan dalam. Hanya saja mereka sudah masuk di tahap dimana mereka sudah malas saling menelepon. Tanpa saling berhubungan mereka sudah tahu apa yang dilakukan masing-masing. Bisa dibilang klise atau tabu, tapi telepati mereka ada. Percaya atau tidak percaya. Mereka bisa saling mengerti bahkan hanya dengan saling menatap saja. Ikatan mereka luar biasa.

 

Kalau ada yang menelepon, itu berarti ada kepentingan yang sangat darurat ataupun ada kabar buruk. Biasanya.

 

“Ada apa Kibum? Kau lupa menemani ibumu ke dermatologi lagi? Aku lagi yang harus menemaninya?” tanya leader ini sedikit kesal. Dia tidak kesal mengantar Ibu sahabatnya, tidak sama sekali. Ini hanya jawaban yang sudah biasa dia berikan. Berpura-pura keberatan tapi pada akhirnya dia dengan senang hati membantu mereka. Leader yang menunjukan kepemimpinannya lewat sikap dan perbuatan. Bukan kata-kata. Lawan bicaranya tertawa. Ya jelas saja, memang kalau dia menelepon biasanya untuk hal seperti ini.

 

“Tidak hyung, kali ini tidak.” Dia sedikit terkekeh mengatakannya. Pria yang sekarang sibuk sebagai editor spesial majalah Elle dan juga sebentar lagi akan syuting drama perdananya ini tidak tega untuk mengatakan kalimat berikutnya pada hyungnya.

 

“Itu. Orangtua Luna terlilit hutang yang sangat besar. Luna ingin meminta tolong padaku hyung. Tapi aku sangat sibuk. Aku sudah berjanji akan bertemu dengannya di cafe SM satu jam lagi untuk membicarakan masalah ini dengannya. Tapi, tiba tiba manajer hyung meneleponku untuk jadwal dadakan. Hyung, bisakah?” Kibum berbicara sangat cepat tapi dia yakin hyung ini mencerna semuanya dengan baik. Apalagi kalau kalimatnya dia awali dengan kata ‘Luna’.

Di lain pihak, leader mereka terdiam. Sedikit syok mendengar hal ini. Dia tahu memang, Kibum adalah orang yang paling dekat dengan Luna di antara mereka berlima, bahkan Jonghyun pun dekat dengan Luna. Pria ini sedikit tidak menyangka, yang dulunya dia adalah orang yang bisa dibilang paling dekat dengan Luna, sekarang menjadi orang yang tidak tahu apa-apa sama sekali. Iri dengan membernya? Iya.

 

“Baiklah.” Kata yang diucapkannya. Kibum langsung berterima-kasih dan menutup sambungannya.

 

Satu jam lagi. Saat dimana dua orang yang sudah tak pernah berbicara lagi bertatap muka. Dua orang yang hanya saling memperhatikan satu sama lain dari layar monitor Iphone ataupun TV mereka sekarang akan bertemu. Mudah-mudahan takdir bisa berubah.

 

Onew terburu-buru. Dia hanya memakai kaus hitam andalannya, jeans hitam, serta sneakers adidas putih dilengkapi dengan topi hitam karya designer Jepang. Oh Iya. Dia bareface dan hanya mengandalkan masker hitamnya. Tak ada yang mengenalinya tanpa make up. Well, mungkin fansnya. Tapi fansnya adalah kumpulan orang yang terkenal sopan dan dewasa. Hanya akan memotret kegiatannya yang menyangkut pekerjaan. Di luar jadwalnya sebagai artis, mereka tidak mau mengusiknya. Shawol adalah fandom luar biasa kata orang.

 

***

Luna duduk manis berharap cemas menunggu kedatangan Key di kafe SM yang sepi karena sedikit artis yang latihan, dan para trainee pun latihan di lantai berbeda. Dia sudah tidak tahu malu lagi, keputusannya sudah bulat, dan Key adalah orang yang paling berhak tahu.

 

“Luna!”

 

Panggilan khas yang tidak akan pernah terdengar asing ditelinga Luna itu membuat mata besarnya bertambah besar. Di tambah orang itu memegang pundaknya dari belakang.

 

“Oppa, Onew Oppa.” Akhirnya, setelah sekian lama nama pria ini keluar juga dari mulutnya. Biasanya hanya tertahan dipikirannya. Pria ini melepas masker dan topinya kemudian tersenyum. Sedikit menghela nafas panjang seperti tergesa-gesa. Dia langsung mengambil tempat di depan Luna.

 

“Apa kau menunggu lama?” tanyanya. Luna masih terdiam.

 

“Ah, maaf. Key tak bisa datang jadi dia memintaku untuk menggantikannya. Kenapa kau tak pernah mengatakannya padaku, soal keluargamu?”

 

Sekali lagi Luna masih terdiam. Dia masih belum bisa mencerna kejadian saat ini. Onew, pria yang ada dihadapannya ini sadar dan mulai menyaring kata-katanya lagi.

 

“Maaf aku langsung berbicara lancang padahal kita sudah lama tidak bertemu. Luna. Anni, sunyoung. Maafkan aku. Aku hanya ingin berbicara denganmu, membantumu.” Hati Luna berdegup kencang. Onew yang dia lihat saat ini bukanlah Onew. Ini Lee Jinki. Dan dia sangat menyukai Lee Jinki. Sosok yang peduli dan perhatian padanya. Sosok yang berlari padanya, dulu. Sosok yang memanggilnya dengan nama aslinya ‘Sunyoung’. Luna tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

 

“Kesempatan tidak akan pernah ada kalau kau tidak pernah mengizinkan kesempatan itu menghampirimu. Kadang keputusan yang menurutmu adalah yang terbaik hanyalah sebuah keputusan sepihak yang egois”

 

Kata-kata Amber terlintas di pikiran Luna. Melihat wajah pria yang dia selalu rindukan itu, hati Luna mulai yakin.

 

“Oppa, aku menyukaimu.” Ucap Luna tiba-tiba. Pria cipit itu membulatkan matanya. Jelas ini bukan respon yang dia perkirakan. Mulutnya sedikit terbuka karena terkejut. Untung saja di kafe ini hanya ada mereka berdua, tak termasuk para staff kafe. Jadi wajah bodohnya tak akan terlihat orang lain selain wanita dihadapannya.

 

“Luna?” tanya pria itu tidak bisa mencerna kata-katanya. Gadis itu menutup matanya dan membuang nafas panjang, terlihat mantap untuk melanjutkan perkataannya.

 

“Sebenarnya aku menelepon Key Oppa untuk bertanya bagaimana caranya untuk menyatakan perasaanku. Tapi karena kau sudah datang langsung, lebih baik aku ambil kesempatan ini. Aku menyukaimu, tidak, aku mencintaimu Oppa. Mungkin kau pikir ini bodoh dan tidak masuk akal. Tapi aku sudah menyukaimu dari dulu. Aku hanya terlalu pengecut untuk mengatakannya. Kau sangat baik padaku. Tapi dulu aku pikir kau hanya menganggapku sebagai adik. Aku tidak layak dan tidak cantik sama seperti para wanita yang menyukaimu. Aku bahkan dulu tidak pantas dibandingkan dengan mantan pacarmu, Jungah eonni. Jujur, dulu saat aku tidak sengaja  mendengar dari Jonghyun Oppa kalau kau sudah berpacaran dengannya, aku menangis seharian di rumahku. Ibuku bahkan menganggapku aneh karena menangisi orang yang bukan milikku dan bahkan tidak dekat denganku. Tapi mungkin kesedihanku saat itu tidak sebanding dengan saat kau menjauhiku. Itu saat terburuk untukku Oppa. Aku merasa jadi orang paling bodoh. Aku menyesal tidak menyatakan perasaanku saat itu. Aku cemburu saat kau dekat dengan wanita lain. Aku kesal saat kau hanya mempelakukanku dengan baik di depan layar saja. Kalau saja aku menyatakan perasaanku, mungkin saja kau tidak jadi milik Jungah eonni saat itu. Aku,”

 

“Lu-Luna. Hey, stop.”

 

“Aku cemburu Oppa, saat kau lebih dekat dengan Amber dibanding denganku. Kau bahkan berbicara akrab dengan Vic eonni. Ah, aku bahkan melihatmu tertawa dengan Irene dan si anak kecil Yeri itu! Aku juga pernah melihatmu terus menatap Joy dan tertawa melihatnya! Oh iya, dan kau sangat peduli pada SNSD sunbaenim! Apa kau bahkan mempedulikanku? Hah. Sudahlah. Yang jelas aku mencintaimu. Aku tidak mau terus menyembunyikannya. Selama 5 tahun aku belajar mencintai diriku sendiri dan aku berhasil. Itulah kenapa aku percaya diri menyatakan perasaanku. Aku tahu sekarang oppa tidak punya pacar. Jadi tidak masalah kan? Oppa sudah lihat debutku? Free Somebody aku pilih karena aku ingin percaya diri menyanyikan lagu ini sebelum menyatakan perasaanku. Aku ingin Oppa melihat penampilanku yang luar biasa di atas panggung. Aku bahkan mengeluarkan seluruh kemampuanku di KCON Paris karena itu debut solo pertamaku dan Oppa ada disana melihatku dari belakang. Aku ingin kau tahu bahwa Luna yang sekarang sudah berbeda. Sudah hebat. Sudah pantas untuk bersanding denganmu. Kalau oppa juga menyukaiku, kita pacaran. Tapi kalau tidak, aku tidak apa-apa. Yang jelas aku sudah lega mengatakan semuanya. Sekarang kau bisa menjawab pernyataanku Oppa.”

 

Setelah pernyataan kereta api yang dilontarkan Luna, Luna langsung berjongkok di bawah meja dan menutup mukanya. Dia menangis dengan sangat lucu. Dia begitu malu dengan semua perkataan hebat yang barusan dia keluarkan. Entah dia kerasukan apa sampai dia bisa seberani dan sepercaya diri itu. Seorang Park Sunyoung menyatakan perasaannya pada Lee Jinki dengan tak tahu malu. Kalian dengar itu?

 

Lee Jinki, atau yang sering di sapa dengan nama Onew itu kini hanya bisa terpatung. Mengatup-bukakan mulutnya yang masih tidak bisa mencerna halus perkataan lawan bicaranya tadi. Hatinya sudah bocor dari tadi. Masa berdegupnya sudah lewat. After attacknya lah yang kini parah. Dia bahkan tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

 

Lima menit dia membutuhkan waktu untuk menenangkan hatinya yang overdosis dengan serangan Luna, kemudian mulai tertawa kecil seperti orang gila. Tawanya tak berhenti malah membesar sebelum dia tertawa sambil memegang perutnya karena merasa ini lucu sekali.

 

“Park Sunyoung ya Tuhan! Hahaha!” Onew hampir terguling ditempat duduk. Wajahnya memerah. Matanya menghilang. Tawanya sangat indah ditelinga Luna. Tapi Luna yang sangat malu tak berani memunculkan kepalanya dibalik meja untuk melihatnya. Setelah cukup lama, akhirnya tawa Onew mulai mereda dan kembali duduk dengan baik. Walau sesekali terdengar cegukan tawa kecil karena belum bisa move on dari pengakuan Luna.

 

“Hey Luna ayo keluar dari situ.” Panggil pria ini dengan halus.

 

“Tidak sampai kau menjawabnya, Oppa. Aku malu!”

 

“Oh, malu? Aku pikir kau tidak punya kemaluan! Ah, maksudku aku pikir kau tidak punya malu! Lihat saja kata-katamu tadi mengalir tanpa kenal malu tuh?” pria ini meledek namun dengan senyum ramahnya. Menunggu wajah gadis yang sebenarnya dari dulu dia ‘rindukan’ itu muncul lagi.

 

“Oppa, berhenti mempermainkanku” teriak Luna dari bawah meja. Onew tertawa.

 

“Baiklah, baiklah. Ayo keluar. Kita tidak akan pacaran kalau kau terus di bawah situ.”

 

Perkataan Onew itu membuat Luna berdiri dengan spontan dan kepalanya terbentur pinggiran meja. Onew menahan tawanya namun langsung berdiri menghampiri Luna.

 

“Aigoo kau ceroboh sekali Sunyoung ah.” Ucap Onew, kini memegang salah satu pundaknya dengan tangan kanan dan memegang ujung kepalanya dengan tangan kiri, mencoba mengelus kepalanya yang terbentur. Onew sangat ingin tertawa melihat wajah gadis ini. Ada air mata mengalir di kedua pipinya dan dia tersedu-sedu dengan sangat manis. Pria ini langsung menghapus airmatanya dengan kedua jempolnya dan kembali memberikan senyum hangat untuk gadis ini.

 

“Baiklah, kita pacaran sekarang, Luna.” Ucap Onew dengan pasti. Luna tersentak kaget. Tapi dia begitu senang dan langsung melompat memeluk lelaki ini. Onewpun tersenyum dan mengecup ujung kepalanya sambil tetap memeluknya erat.

 

“Aku selalu, selalu mencintaimu. Mungkin perasaanku pasang surut, pernah beberapa kali aku bahkan tidak memikirkanmu sama sekali. Tapi satu hal yang pasti, setiap kali aku melihatmu, perasaan itu muncul kembali. Sama denganmu, dulu aku menyesal begitu pengecut. Tapi aku lega, kau mau berbaik hati menutupi sikapku ini dan menembakku terlebih dahulu. Kalau tidak seperti ini, kita mungkin tidak akan bersama. Aku sangat pengecut masalah cinta. 5 tahun membuatmu menunggu hal yang tidak pasti dan cemburu. Aku tidak menyangka kau cemburu pada Jungah Noona. Aku pacaran dengannya hanya sebentar, tujuh bulan? Entahlah. dia sangat baik dan aku sempat mencintainya. Tapi itu tidak berlangsung lama. Aku pikir kami hanya cocok bersahabat. Dan lagi, muka tak berdosamu itu selalu muncul dan membuatku melupakannya dengan mudah. Apalagi kalau kita memiliki jadwal yang sama. Aku bisa langsung melupakan wanita lain. Melupakanmu lah hal yang sulit, bocah! Kau tertolong karena aku pengecut, kalau tidak, mungkin aku akan selalu mengomelimu karena terlalu sering muncul dipikiranku!”

 

Luna tertawa dalam pelukan mereka.

 

“Kau banyak bicara, Oppa!”

 

“Siapa bilang aku banyak bicara? Mau ku rewind lagi kata-kata gerbong kereta api mu tadi?” balas Onew tertawa. Mereka kini saling bertatapan sambil tersenyum lega.

 

“Oppa, boleh aku menciummu?” Onew terkejut mendengarnya. Gadis ini.

 

“Di tempat seperti ini?” balas Onew menantang. Ingin sekali melihat gadis ini kesal. Tak mau kalah, Luna menjawab,

 

“Kan hanya dilihat penjaga kafe!” onew tertawa.

 

“Ada CCTV, dongsaeng. Lee Sooman bisa tahu.”

Luna sedikit kesal dengan panggilan ‘Dongsaeng(adik)’ dari pria yang baru dua –tiga menit menjadi pacarnya itu. Tapi dia tahu pria ini hanya ingin menggodanya.

 

“Orang tua itu tidak berhak ikut campur urusan orang dewasa.” Jawab Luna jelas dan langsung menyambar bibir Onew. Pria ini kaget dan takjub akan tindakan agresif wanitanya ini. Jangan mengatakan hal ini pada siapa-siapa, Lee Jinki menyukai wanita yang agresif. Dan satu-satunya wanita yang agresif padanya hanyalah Park Sunyoung yang sekarang. dan Onew sama sekali tidak membenci hal ini. Dia menyukai bibir wanita ini. Dia tidak menyangka wanita ini memiliki bibir yang mungil dan lembut. Oh betapa dia mencintainya. Cheesy memang.

 

Terimakasih Kim Kibum. Itu yang ingin mereka berdua katakan. Mereka hanya takjub seorang Diva Kibum bisa menyelesaikan permasalahan ini tanpa harus capek melibatkan dirinya yang sibuk itu. Sekali berbohong, masalah selesai. Kibum selalu tahu kapan harus melibatkan diri dan kapan harus ‘berbohong’ untuk mempercepat waktu. Ini yang membuat Onew bangga menjadi member SHINee, mungkin.

Ah dan jangen melupakan Amber, kata bijak pelantun “Borders” ini lah yang membuat Luna tidak tahu malu dan menembak Onew. Terimakasih untuknya juga. Ini yang membuat Luna bangga menjadi member f(x), mungkin.

 

 

Yang jelas,

 

Lee Jinki hanya berharap satu hal dari wanita ini, untuk tidak pernah meninggalkannya, selamanya.

 

Park Sunyoung hanya berharap satu hal dari pria ini, untuk tidak pernah berpaling darinya, selamanya.

 

END OF STORY

***

 

Bisa dong ya saya minta komennya? Kalau memang bacanya selesai dan kalian menghargai jari saya yang lelah mengetik 4231 kata ini sih.

 

Saya Author, pamit.

 

Add my twitter but mention me first so i will follow you back @patty19992.

IG: @pattytirz

fb: Patricia Tirza Lapoliwa

Categories: Fanfiction, Shiny Effects | Tags: , , , , | 5 Comments

Post navigation

5 thoughts on “I ADORE YOU

  1. hwaaaa!! akhirnya patty *eonni* comeback.
    dateng dg ff baru. keren. sempurna. gak tau mau ngomentarin apa karena karyamu memang selalu warbyasah!!
    ditambah ada moment lunew nyanyi can i have this dance. itu salah satu moment terbaik lunew yang paling aku sukaaaa *,*
    btw, aku boleh request gak? tolong bikin ff keyber yaak eonni. kangen banget sama couple yang satu itu. rasanya sekarang keyber udah jarang momentnya T.T
    boleh ya.ya.ya

    • gak berani janji soalnya aq terkenal ingkar janji. haha tapi aq usahain dapat hidayah ide ya. i love keyber too jd dont worry 🙂

  2. Ya lord kak aku nunggu ff darimu dan ini sweet banget;__; pengen kek luna yg nyatain tapi ahh maluu busetdah. Aku suka banget ffnya ga ngecewain ceritanya romantis apalagi sambil dngrin f(x) AllMine. Ya ampun kaaak update cerita baru lagi yaaa kakㅠㅠ ku sukaaa bangettttt

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.